Benarkah Januari 'Bulan Perceraian'

Pasangan bercerai (inmagine)


Januari seolah waktu tepat mengungkap hasil refleksi akhir tahun atas kekacauan hubungan.

VIVAnews - Januari merupakan bulan terdingin sepanjang tahun di belahan bumi selatan. Begitu juga daerah tropis, Januari adalah bulan peuncak musim hujan. Dan menurut survei, bulan itu banyak pasangan mengajukan cerai. Benarkah?

Statistik yang diterbitkan eDivorcePapers.com menyebutkan, salah satu pasangan, suami atau istri, paling banyak mengajukan gugatan perceraian secara hukum pada bulan Januari.

Pengacara perceraian, James Gross, mengatakan, banyak pasangan cenderung menjadikan dua minggu terakhir di penghujung tahun sebagai tahap persiapan atau mempertimbangkan opsi perceraian.


"Ketika masuk bulan Januari mereka sudah benar-benar mantap dan siap dengan persyaratannya. Sehingga banyak gugatan cerai pada bulan ini," kata Gross.

Meyer, pendiri DivorcedWomenOnline.com, mengatakan, suami atau istri yang terjebak rumah tangga tak harmonis biasanya mulai mencari bukti setelah liburan akhir tahun.

"Pencarian bukti biasanya dilakukan sehari setelah Natal hingga tahun baru. Tetapi, mereka harus menunggu hingga kantor buka. Tanggal 2-16 Januari tampaknya tanggal paling populer," katanya seperti dikutip Yourtango.

Selain alasan teknis, Meyer percaya bahwa selama liburan, pasangan berjuang mempertahankan perkawinan demi keluarga dan anak-anak.

"Jika mereka memiliki anak-anak, liburan seharusnya waktu yang ajaib, sehingga pasangan berkomitmen memberikan anak-anak sebuah liburan yang bahagia sebagai keluarga yang utuh dan berharap perkawinan membaik. Jika tidak,  mereka akhirnya mengajukan cerai saat tahun baru," kata Meyer.

Dia menambahkan, Januari seolah menjadi waktu tepat untuk mengungkap hasil dari refleksi akhir tahun dan resolusi. "Pasangan yang tak bahagia akan menilai situasi perkawinan mereka sebelum akhirnya membuat keputusan cerai."

0 Response to "Benarkah Januari 'Bulan Perceraian'"

Post a Comment