Setelah Hosni Mubarak benar-benar mundur dari jabatannya sebagai presiden Mesir, eksekutif Google yang juga aktivis oposisi, Wael Ghonim, berencana untuk kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat ditanya oleh CBS dalam wawancara, apakah ia akan mendapatkan posisi di pemerintahan Mesir yang baru, Ghonim tegas mengatakan bahwa ia tidak menginginkan jabatan politis di negerinya.
"Sama sekali tidak. Saya ingin kembali ke kehidupan yang normal. Saya telah selesai memainkan peranan saya. Saya tegaskan kepada kawan-kawan di Mesir, Saya tidak menginginkan apa-apa dari aksi ini. Saya hanya ingin berjalan dan berkata saya bangga menjadi seorang warga Mesir," katanya.
Selain itu, Ghonim juga mengatakan bahwa aktivitasnya di Mesir sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan tempat ia bekerja. "Selama ini mereka (Google - red) tidak tahu apa-apa. Saat saya pulang ke Kairo, mereka tidak tahu saya ikut dalam aksi unjukrasa," kata Ghonim.
Namun, belakangan setelah ia ditangkap oleh aparat keamanan dan berita itu tersebar luas, Ghonim yang menjabat sebagai Head of Marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan tinggal di Dubai UEA itu, berkonsultasi dengan Google.
"Google menyarankan agar saya mengambil cuti dan saya pikir ini adalah keputusan yang paling tepat. Google sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini semua," kata Ghonim.
Ghonim, 30 tahun, adalah orang di balik kelompok "We are All Khaled Said" di Facebook. Dengan nama samaran 'ElShaheed', Ghonim membuat kelompok ini untuk mengungkap kebobrokan polisi di bawah rezim Mubarak, yang menganiaya seorang blogger Mesir bernama Khaled Said hingga mati.
Kelompok Facebook ini menuai dukungan yang sangat luas dan turut memobilisasi masyarakat Mesir untuk turun ke jalan pada 25 Januari 2011. Keterlibatan Ghonim membuatnya dibekuk aparat pada saat aksi unjuk rasa, dan ia ditahan selama 12 hari.
Ghonim dibebaskan atas permintaan kelompok oposisi, namun setelah Ghonim dibebaskan ia kembali turun ke jalan untuk terus mendesak kemunduran Hosni Mubarak. Kini, setelah Mubarak mundur, Ghonim ingin kembali bekerja.
"Saya sangat mencintai Google yang merupakan tempat terbaik untuk bekerja. Saya ingin kembali bekerja untuk Google, bila saya belum dipecat," kata Ghonim.
Google sendiri, tidak banyak berkomentar mengenai keterlibatan Ghonim di Mesir. Namun, setidaknya Google merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai kebebasan informasi dan internet.
Bersama Twitter, Google juga sempat membantu rakyat Mesir untuk mengirim tweet melalui sambungan telepon, di saat koneksi internet di Mesir diblokir.
"Kami sangat bangga melihat Googlers (karyawan Google) memperjuangkan isu-isu keterbukaan itu," ujar Jill Hazelbaker kepada Reuters, pada Jumat kemarin.
• VIVAnews
0 Response to " "
Post a Comment