Korban "Cuci Otak" Mengaku Terima Teror


shutterstock
Ilustrasi

 
 
Sejak maraknya pemberitaan mengenai para korban "cuci otak", Muhammad Hanif, salah satu korban yang nyaris dibaiat oleh sekelompok orang yang diduga berasal dari organisasi Negara Islam Indonesia (NII), mengaku sering mendapatkan teror dari orang yang tak dikenalnya. Teror itu diterima melalui SMS dan telepon secara langsung.
"Beberapa hari ini, saat pemberitaan marak di berbagai media, cetak maupun elektronik, kami sering meneirma teror dari orang tidak saya kenal," kata Hanif, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/4/2011).
Mahasiswa Teknik Fakultas Informatika Universitas Muhammadiyah Malang ini sebelumnya sulit dihubungi. Ia juga tak bisa dihubungi. Menurut Hanif, ia sengaja mematikan alat komunikasi karena teror yang kerap diterimanya.
Saat ditanya, apa isi teror yang diterimanya, ia enggan menjabarkan. "angan mas. Yang sering neror lewat telepon, saya juga tidak tahu," katanya singkat.
Selanjutnya, mengenai informasi mahasiswi berparas cantik yang menjadi korban "cuci otak" bersamanya, Hanif mengaku hanya mengetahui dua orang yaitu Desy dan Maya Mayezta. "Korban perempuan lainnya saya tidak tahu. Kalau Desy, katanya memang terlihat cantik. Itu yang saya tahu saat diskusi bersama di MOG Malang. Kalau yang lainnya saya tidak tahu. Karena untuk di UMM, yang mengajak pertama kali adalah Maya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas UMM Nasrullah mengatakan, yang direkrut bukan hanya wanita cantik. "Dari data yang ada, tidak hanya perempuan cantik. Menurut saya tak harus cantik yang diajak. Yang penting mau diajak dan bisa memiliki biaya untuk ikut baiat di Jakarta," katanya. 

0 Response to "Korban "Cuci Otak" Mengaku Terima Teror"

Post a Comment