Pura-pura Cerai demi Kursi Presiden?

AP Presiden Guatemala, Alvaro Colom, bersama istrinya, Sandara Torres.

MEXICO CITY, KOMPAS.com — Presiden Guatemala Alvaro Colom, Selasa (22/3/2011) waktu setempat, menegaskan, keputusannya untuk menceraikan istrinya agar sang istri bisa mencalonkan diri sebagai presiden merupakan "pengorbanan nyata" bagi kebaikan negara. "Kami membuat pengorbanan nyata dan itu akan menjadi perceraian nyata, dengan pemisahan fisik," kata Colom, dalam sebuah wawancara dengan televisi Meksiko, Televisa, sebagaimana dikutip AFP.
"Kami menempatkan stabilitas dan tata kelola negara di atas situasi pribadi kami," katanya menambahkan. Colom dan istrinya, Sandra Torres, mengajukan gugatan cerai pada 11 Maret untuk menghindari hambatan konstitusional bagi istrinya yang mau maju sebagai calon presiden Guatemala. Colom sendiri, berdasarkan konstitusi, tidak boleh lagi maju sebagai calon.
Sandra Torres, yang mengumumkan pencalonan dirinya awal bulan ini, didukung oleh aliansi Partai National Unity of Hope (UNE) dan partai berhaluan kanan National Alliance (Gana).
Para lawan politiknya telah menegaskan bahwa Torres tidak bisa maju karena konstitusi melarang keluarga dekat presiden untuk maju sebagai calon. Kandidat dari Patriot Party (PP), yang merupakan partai oposisi utama yang berhaluan kanan, Otto Perez Molina, telah menyebut perceraian itu sebagai "penipuan". Dokumen perceraian, yang menunjukkan keinginan bersama untuk bercerai, muncul meski sebelumnya presiden berkomentar bahwa perceraian bukan opsi dan istrinya memenuhi syarat untuk maju.
Torres mengatakan, dia memutuskan untuk maju "demi rakyat, demi negara saya, demi orang tua, anak-anak, orang cacat, orang yang terlupakan, yatim piatu, dan demi semua orang miskin di Guatemala".
Ketika ditanya apakah ia akan menikahi lagi jika Torres nanti terpilih, Colom menjawab, "Hanya Tuhan yang tahu."

0 Response to "Pura-pura Cerai demi Kursi Presiden?"

Post a Comment